http://blog.reservasi.com/candi-prambanan-dan-6-candi-lain-di-yogyakarta-yang-bisa-dikunjungi/ |
Jogja Post — Siapapun
yang pernah berkunjung ke Kota Yogjakarta sekiranya tak akan lengkap, jika tak
berkunjung ke Candi Prambanan. Menyuguhkan peninggalan sejarah yang nikmat bila
dieksplore lebih mendalam apalagi berhubungan dengan mitos dan sejarahnya.
Kata
Soekarno “Jangan pernah sekali-sekali melupakan sejarah”. Karena sejarah
membuat banyak pelajaran untuk mempersiapkan masa depan. Mari berkenalan lebih
jauh dengan candi ini.
Sejarah Candi Prambanan
Dihimpun
dari beragam sumber Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun
oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX.
Ditemukannya tulisan nama Pikatan
pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan
yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka
856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan
kedudukannya sebagai raja yang besar.
Prasasti Siwargrarha tahun 856 M yang
dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di Museum
Nasional Jakarta.
Prasasti
ini mulai menarik perhatian setelah J.G. De Casparis berhasil menguraikan dan
membahasnya. Menurut Casparis ada 3 hal penting dalam prasati tersebut, yaitu
Bahasanya merupakan contoh tertua prasasti yang berangka tahun yang ditulis
dalam puisi Jawa kuna isinya memuat bahan-bahan atau peristiwa-peristiwa
sejarah yang sangat penting dari pertengahan abas ke IX M.
Didalamnya terdapat
uraian yang rinci tentang suatu “gugusan candi”, sesuatu yang unik dalam
epigrafi Jawa kuna. Dari uraian diatas yang menarik adalah peristiwa
sejarah dan uraian tentang pembangunan gugusan candi.
Peristiwa sejarah yang
dimaksud adalah peperangan antara Balaputeradewa dari keluarga Sailendra
melawan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya. Balaputeradewa kalah dan melarikan
diri ke Sumatera.
Konsolidasi keluarga raja Rakai Pikatan itu kemudian menjadi
permulaan dari masa baru yang perlu diresmikan dengan pembangunan suatu gugusan
candi besar. Tahun 1991 Candi ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh
UNESCO.
Ada
sebuah prasasti yang telah ditemukan dan berangka tahun 856 Masehi yaitu Prasasti
Shivagrha. Dan berdasarkan Prasasti Shivagrha tersebut, dikatakan
bahwa Candi Prambanan dibangun untuk menghormati Dewa Syiwa yang merupakan dewa
terbesar Hindu.
Dan berdasarkan prasasti itu pula, disebutkan bahwa candi ini
pertama kali dinamakan sebagai Shiva-grha yang berarti Rumah Syiwa dan juga
disebut juga Shiva-laya yang artinya Kerajaan Syiwa.
Sejarah Candi Prambanan
juga tidak lepas dari Prasasti Shivagrha juga menyebutkan tentang
berlangsungnya sebuah proyek besar yang juga berlangsung secara bersamaan
dengan pembangunan Candi Prambanan.
Proyek besar yang terjadi di bagian luar
sekitar komplek percandian ini adalah proyek Sungai Opak. Sungai Opak adalah sebuah
sungai besar yang mengalir di sebelah utara Candi Prambanan.
Disebutkan bahwa
Sungai opak yang pada awalnya mengalir dari utara komplek candi menuju arah
timur, kemudian dibelokkan alirannya hingga mendekati
Candi. Pemotongan aliran sungai Opak ini dilakukan dengan cara memotong aliran
airnya di bagian utara dan dibelokkan langsung menuju selatan persis melewati
sebelah timur Candi Prambanan.
Sejarah Candi Prambanan berakhir pada saat Istana Kerajaan
Mataram bergeser dan dipindahkan ke Jawa Timur. Diyakini penyebab kepindahan
lokasi pusat pemerintahan ini diakibatkan oleh letusan besar Gunung Merapi yang
letaknya di sebelah utara candi. Penyebab lainnya yaitu adanya berbagai
pemberontakan besar yang terjadi di dalam Dinasti Sanjaya sendiri. Dan pindahnya
pusat pemerintahan ini dilakukan oleh Mpu Sindok pada tahun 930 Masehi yang
kemudian mendirikan Dinasti Isyana.
Setelah ditinggalkan, Candi Prambanan secara perlahan mulai
rusak dan akhirnya mengalami kehancuran secara besar-besaran akibat dari sebuah
gempa bumi besar yang terjadi pada abad ke-16. Dan akhirnya Candi Prambanan
benar-benar hanya tinggal puing-puing kecil yang jumlahnya mencapai ratusan.
Namun walau begitu masyarakat sekitar masih sangat menghormati keberadaan
reruntuhan candi tersebut sampai-sampai muncullah legenda Roro Jonggrang
yang cukup terkenal.
Penemuan Kembali dan
Pemugaran
Setelah ratusan tahun
ditinggalkan dan tinggal puing-puing, sejarah Candi Prambanan mulai menemui
jalan terang setelah Inggris tertarik untuk mengembalikan kejayaan candi ini.
Adalah Colin Mackenzie yaitu seorang anak buah Sir Thomas
Stamford Raffles secara kebetulan menemukan reruntuhan Candi Prambanan dan
ditugaskan untuk melakukan ekskavasi. Namun ternyata tidak berjalan mulus, dan
reruntuhan masih tetap terbengkalai.
Beberapa restorasi
yang pernah dilakukan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1880, tahun 1918, dan
akhirnya restorasi secara besar besaran pada tahun 1930 dan berakhir pada tahun
1953 yang diresmikan secara langsung oleh presiden pertama Indonesia yaitu
Soekarno.
Kemudian dalam sejarah Candi Prambanan, pada tahun 2006 candi ini
kembali mengalami kerusakan berat akibat dari sebuah gempa bumi yang
mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.Namun begitu candi ini segera
mendapatkan perbaikan yang menyeluruh
Apa yang ada Di Sana?
Candi
Prambanan atau Candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang
berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang
(jangkung) yang adalah putri Prabu Boko.
Bagian tepi candi dibatasi dengan
pagar langkan yang dihiasi dengan relief cerita Ramayana yang dapat dinikmati
dengan ber-pradaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di
sebelah kanan kita) melalui lorong itu.
Kompleks candi Prambanan dibangun oleh
Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan
kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara
keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter.
Agama
Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta,
Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik
utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat
disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa.
Candi Prambanan atau candi
Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan
legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang
jangkung, putri Prabu Boko yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah
selatan kompleks candi Prambanan.
Bagian
tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana
yang dapat dinikmati bilamana kita berjalan mengelilingi candi dengan pusat
candi selalu di sebelah kanan kita melalui lorong itu.
Cerita itu berlanjut
pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan)
candi induk.
Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah
kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang
menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu
dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.
Bilik candi induk
yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga permaisuri Dewa Shiwa, tetapi
umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang.
Asal Usul Nama Candi Prambanan
Nama
Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan
perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang
bermakna "Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi
dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep
Tuhan dalam agama Hindu.
Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk
kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana.
Pendapat
lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari akar
kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas,
merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan
keselarasan jagat.
Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa
Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan
Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi).
Trimurti dimuliakan
dalam kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya memuliakan Brahma, Siwa,
dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa
adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini.
Cerita
Rakyat Candi Prambanan
Alkisah, pada dahulu kala
terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran
dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan
dijajah oleh negeri Pengging.
Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik.
Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya,
kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam.
“Siapapun yang tidak
menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada
rakyatnya.
Bandung Bondowoso adalah
seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa,
Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan
yang cantik jelita.
“Cantik nian putri itu.
Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang.
“Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”,
Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang.
Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini
lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi
permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”.
Loro Jonggrang
menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung
Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan.
Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka
dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso.
Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia
menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta
yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro
Jonggrang.
Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu
buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.”
Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah.
Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana
caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya
percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata
penasehat.
“Ya, benar juga usulmu,siapkan peralatan yang
kubutuhkan!”
Setelah perlengkapan disiapkan. Bandung Bondowoso berdiri
di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin,
Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar.
Tak lama kemudian, langit
menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah
mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya
pemimpin jin.
“Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung
Bondowoso.
Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan
tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir
mencapai seribu buah. Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari
kejauhan.
Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah,
bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal.
Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami.
“Cepat bakar semua
jerami itu!” perintah Loro Jonggrang.
Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung…dung…dung! Semburat
warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga
mirip seperti fajar yang menyingsing. Pasukan jin mengira fajar sudah
menyingsing.
“Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera
pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin
tersebut berhamburan pergi meninggalkan
tempat itu.
Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan
jin. Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi
yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi
itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!.
“Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal
memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui
kekurangan itu.
Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso
sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang
melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib!
Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu.
Sampai saat ini
candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah
dan disebut Candi Loro Jonggrang.
Mitos
Menurut kepercayaan masyarakat
sekitar, pasangan kekasih ini justru akan putus setelah masuk ke ruangan ini.
Sebaliknya kalau pasangan menikah akan semakin mempererat tali suci pernikahan
yang dijalin.
Kisah lainnya, yakni terkait adanya hal yang bakal tidak diduga
muncul apa bila pengunjung berprilaku tidak sopan di lokasi candi. Seperti
bertindak semaunya, dengan memanjat candi dan merokok di lingkungan candi.
Beberapa juga pernah mengalami kesurupan jika berperilaku tak sopan.
Harga Tiket & Fasilitas
Wisatawan dikenakan uang masuk sebagai berikut:
§ Wisatawan lokal adalah Rp. 30.000,-
(dewasa), Rp. 15.000 (anak 3-6 tahun)
§ Wisatawan asing adalah USD $ 18.
§ Paket Prambanan dan Candi Ratu Boko
Rp.45.000,-
Adapun fasilitas disana
dapat dinikmati
Tempat Parkir
Bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, Anda tidak perlu khawatir untuk
memarkir kendaraan karena di sekitar taman, pengelola candi Prambanan telah
menyediakan tempat parkir yang cukup luas untuk menampung kendaraan roda dua,
empat bahkan bis sekalipun.
Tempat Ibadah
Jika Anda ingin shalat, Anda bisa menunaikannya di masjid yang terletak di
seberang jalan candi Prambanan. Tidak sulit untuk menuju masjid karena selain
letaknya yang juga berada persis di pinggir jalan, bangunannya yang besar dan
megah membuat masjid ini dapat dilihat dengan mudah.
Penginapan
Jika Anda datang pada malam hari dan ingin menginap sambil menunggu esok pagi,
Anda bisa menemukan beberapa alternative penginapan dan hotel di sekitar candi
Prambanan.
Tapi sejauh ini saya baru menemukan tiga hotel yang berada tidak
jauh dari Candi Prambanan, yaitu Candi View Hotel, Puri Devata Resort dan Hotel
Edotel Kalasan (berada di seberang jalan candi Prambanan)
Museum
Museum Prambanan berada
di dalam komplek Candi Prambanan, Yogyakarta. Disini terdapat berbagai
peninggalan sejarah seperti peninggalan masa megalithikum,
arca-arca kuno, lukisan, bentuk-bentuk pemugaran candi dari tahun ke tahun, dan
lain sebagainya.
Masuk ke area museum ini GRATIS, alias tidak mengeluarkan
biaya. Di alun-alunnya disuguhkan musik tradisional Yogyakarta yang menambah
apik suasana khas keraton.
Panahan
Saya
lupa berapa harga sewanya
Sewa Sepeda
Rute Menuju Candi Prambanan
Letak Candi Prambanan dari
Kota Jogja sangatlah mudah. Anda bisa melalui jalan darat baik kendaraan umum
maupun kendaraan pribadi. Perjalanan dari Yogyakarta sejauh kurang lebih 30
kilometer ke arah Timur Laut, dapat ditempuh selama kurang lebih 30 menit.
Dari
pusat Kota Jogja anda bisa langsung menuju Jl.Solo, dan terus sampai mencapai
gapura batas propinsi Jawa Tengah - DIY. Dari batas kota Candi Prambanan
sudah terlihat di sebelah kiri anda.
Dari sini anda tinggal maju sedikit sekitar
500 meter hingga sampai di pertigaan lampu merah pertama setelah gapura batas
kota. Nah letak Candi Prambanan tepatnya pintu masuk ada di sebelah kiri anda
(utara). Kita juga dapat naik bus Trans Jogja cukup bayar Rp. 4000.
Tips Berlibur ke Candi Prambanan
1.
Jika ingin
mengambil view yang good looking datanglah agak pagi atau menjelang
sore.Dukungan cahaya matahari tentu akan mempercantik tampilan foto yang
diambil.
2.
Bawa payung jika
memungkinkan agar tak sewa payung (Jika datang pagi menjelang siang). Disana
juga dapat disewa dengan harga variatif berkisar Rp. 5.000- Rp. 10.000.
3.
Siapkan tenaga
dikarenakan rute yang lumayan jauh ketika pulang. Sediakan juga air mineral.
4.
Kamera dengan
resolusi yang oke
0 komentar: