http://anekatempatwisata.com/wisata-jogja-istana-air-taman-sari/ |
Jogja Post — Yogyakarta hingga sekarang menawarkan salah satu tempat wisata
terbaik di Indonesia mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata kuliner
hingga yang paling diminati para wisatawan aroma dari sejarah yang masih melekat
hingga kini budaya keraton.
Satu
dari sekian banyak aroma wisata sejarah dengan budaya keraton masih ada di
taman sari Jogja. Keindahan dan
aroma keraton yang dulunya dijadikan sebagai taman istana keraton juga sebagai
benteng pertahanan di tahun 1758 – 1766 yang didirikan oleh Sultan Hamengku
Buwono I.
Lokasinya
dekat dengan Keraton Hadiningrat yang hanya menempuh waktu 20 menit dari alun-alun
Utara keraton dan kini menjadi tempat wisata populer di Yogyakarta yang menjadi
tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara.
Taman
Sari di Jogja ini mempunyai area seluas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57
bangunan yang meliputi kolam pemandian, gedung, jembatan gantung, kanal air,
maupun danau buatan, pulau buatan dan dan lorong bawah air.
Namun
taman sari Jogja yang dulu dikenal “The Fragrant garden” sekarang hanya dapat kita lihat sisa-sisa
bagian taman sari di barat daya komplek kedaton saja.
Padahal
dulu ceritanya pada 1765 – 1812 membentang dari barat daya kompleks kedaton
hingga tenggara komplek Magangan. Karena
sekarang sudah berkurang akibat banyaknya pemukiman penduduk di beberapa
komplek.
Konon
Taman Sari didirikan di atas keraton lama pesanggrahan Garjitawati yang
dibangun oleh Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang biasa pergi
ke Imogiri.
Dikepalai
pimpinan proyek pembangunan taman Sari terpilih Tumenggung Mangundipuro yang
mana seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati madiun Tumenggung Prawiro
Sentiko beserta seluruh rakyatnya.
Oleh
sebab itu Madiun dibebaskan dari pungutan pajak. Ditengah
pembangunan Mangundipuro mengundurkan diri yang tak diketahui sebabnya kemudian
digantikan oleh Pangeran Notokusumo.
Meskipun
diresmikan sebagai Taman keraton namun beberapa bangunan mengindikasikan juga
sebagai benteng pertahanan terakhir jika
diserang oleh musuh yang mana ceritanya salah satu arsitek taman ini Demang
Tegis berkebangsaan Portugis.
Taman
Sari Jogja ini sekarang dibagi menjadi empat bagian yang bagian pertama
merupakan danau buatan berada di sebelah Barat dan bagian kedua di sebelah
selatan juga danau buatan yakni pemandian umbul Binangun.
Bagian
ketiga Kolam Garjitawati dan Pasarean Ledok Sari di selatan. Bagian
keempat yakni gabungan bagian pertama dan kedua yang membentang ke arah
Timur sampai Tenggara komplek Magangan.
Bagian Pertama Pulo Kenongo, Pulo Cemethi dan Sumur Gumuling
Dibagian
pertama kita disuguhkan yang pada masa keemasannya merupakan tempat paling
eksotis yang terbuat dari danau buatan yang disebut Segaran secara harfiah
Segaran=lautan buatan.
Di sini
merupakan tempat bersampan sultan dan keluarga kerajaan.Selain itu juga
difungsikan untuk memelihara berbagai jenis ikan. Namun
sekarang kondisinya cukup memprihatinkan karena sudah tidak lagi berisi air dan
menjadi pemukiman padat yang dikenal kampung taman.
Di tengah-tengah
Segaran ini terdapat pulo buatan yang dinamakan Pulo Kenongo karena banyak
ditanami pohon Kenanga.
Di sana
berdiri sebuah gedung berlantai dua “Gedhung Kenongo” dari anjungan
tertingginya Anda dapat menyaksikan kawasan keraton Yogyakarta dan sekitarnya
hingga ke luar benteng baluwarti.
Gedung
cukup mempesona karena dari kejauhan kita seperti mengambang di atas air
sehingga dinamakan Istana Air (Water Castle).
Di sebelah
Selatan Pulo Kenongo tersimpan menara ventilasi udara terowongan bawah air yang
dinamakan Tajug.
Terowongan
ini bagi Anda yang ingin danau buatan menggunakan sampan atau perahu karena
merupakan jalan masuk ke Pulo Kenongo.
Dulunya
di bagian barat juga ada terowongan namun sekarang tidak digunakan lagi karena
tidak terawat lebih bagus bagian selatan ini.
Di sebelah
selatan Pulo Kenongo juga ada pulo Cemethi dan Pulo Panembung yang konon
merupakan tempat sultan meditasi dan mencari pencerahan. Dan
disebelah barat pulo kenongo tersimpan sumur yang berbentuk cincn melingkar
dinamakan Sumur Gumuling.
Bangunan
ini hanya bisa dimasuki lewat terowongan bawah air dan dulunya digunakan
sebagai masjid.masjid yang
memiliki desain akustik.
Pada
kedua dinding yang ceruk biasa digunakan sebagai mihrab, di sini,
tanpa berteriak kencang pun akan terdengar ke semua penjuru hingga sekarang.
Dan di
bagian tengah bangunan terdapat trap yang salah satunya terdapat kolam yang
digunakan sebagai tempat berwudhu.
Bagian Kedua Gedhong-gedhong dan Umbul Binangun
Di bagian
kedua ini terdapat beberapa gedhong- gedhong keraton yang teridiri dari gedhong
Gapura hageng, gedhong Lopak-Lopak, gedhong sekawan, gedhong Gapura Panggung,
gedong temanten dan yang paling menarik minat wisatawan adalah Umbul Pasiraman atau
dikenal dengan nama Umbul Binangun.
Umbul
Binangun merupakan tempat pemandian Sultan, permaisuri, para istri (garwo
ampil) dan putri-putri raja. Tempat
ini dikelilingi oleh tembok yang tinggi dan terdapat dua pintu gerbang sebelah
barat dan sebelah timur untuk memasukinya.
Di sini
ada tiga buah kolam yang dihiasi dengan mata air yang berbentuk jamur yang di sekelilingnya
diletakkan pot bunga raksasa untuk menghiasinya.
Di
utara terdapat bangunan yang mana menjadi tempat istirahat dan berganti pakaian
bagi para puteri dan istri (selir). Di
sebelah selatan ada 2 kolam Umbul Muncar
dan blumbang kuras. Bangunan sayap Barat
tempat berganti pakaian dan sayap timur untuk istirahat Sultan.
Pada
zamannya di sini hanya
boleh dimasuki oleh Sultan dan hanya perempuan yang boleh masuk karena semua
perempan termasuk permaisuri, istri (selir) dan putri sultan yang masuk
kesini lepas baju dan telanjang sehingga selain perempuan dilarang keras masuk
ke sini oleh Sultan.
Di sinilah
yang merupakan Istana air tempat pemandian raja dan permaisuri serta para putri
pada zaman dahulu bisa dirasakanoleh pengunjung.
Bangunan-bangunan
yang memukau dengan arsitektur indah dan menawan perpaduan Eropa, hindu, Jawa
dan Cina lengkap dengan ruangan dan lorong-lorong rahasia yang menyimpan banyak
cerita budaya keraton.
Pesona
dan kemegagan Taman Sari masih tersimpan di puing-puing bangunan yang saat ini
tidapat kita saksikan aroma wewangian yang dulu dari bunga-bunga yang berada di
sekitarnya.
Namun
sisa dari kecantikan dan kemegahan masih dapat dilihat secara visual oleh para
wisatawan yang berkunjung.
Kolam
pemandian yang menjadi magnet utama wisatawan karena serasa menjadi raja dan
permaisuri sedang mandi. Bahkan,
sekarang kolam pemandian sering digunakan untuk spot foto prewedding dan anak
muda berfoto ria.
Bagian Ketiga
Bagian
ini tidak begitu banyak meninggalkan bekas yang dapat kita lihat sehingga
deskripsi pun dari rekonstruksi yang ada.
Bagian
ini meliputi Pasarean Dalem Ledok Sari dan kompleks kolam garjitawati.Pasarean
ledok Sari masih terawat hingga kini yang merupakan dulunya tempat peraduan
sultan dengan permaisurinya. Di tengah
bangunan terdapat tempat tidur Sultan yang di bawahnya
mengalir aliran air.
Diperkirakan
di bagian ini ada sebuah dapur, ruang penjahit, ruang penyimpanan barang, dan
dua kolam untuk pelayan begitu pula kebun rempah-rempah, buah-buahan, dan
sayur-sayuran. Di sebelah Baratnya dulu terdapat kompleks kolam Garjitawati.
Jika
itu benar, maka area ini merupakan sisa pesanggrahan Garjitawati dan
kemungkinan besar juga merupakan Umbul Pacethokan yang pernah dipakai oleh
Panembahan Senopati.
Bagian Keempat
Bagian
terakhir ini merupakan bagian Taman Sari yang tidak tersisa kecuali bekas
jembatan gantung dan sisa dermaga. Deskripsi di bagian ini hampir seluruhnya
merupakan sebuah rekonstruksi dari serangan pasukan Inggris ke Keraton
Yogyakarta pada tahun 1812.
Bagian
ini terdiri dari sebuah danau buatan beserta bangunan di tengahnya, taman di
sekitar danau buatan, kanal besar yang menghubungkan danau buatan ini dengan
danau buatan di bagian pertama, serta sebuah kebun.
Danau
buatan terletak di sebelah tenggara kompleks Magangan sampai timur laut Siti
Hinggil Kidul. Di tengahnya tersembunyi pulau buatan yang konon disebut
"Pulo Kinupeng".
Di
atas pulau tersebut berdiri sebuah bangunan yang konon disebut dengan
"Gedhong Gading". Bangunan yang menjulang tinggi ini disebut sebagai menara
kota (Cittadel Tower).
Kanal
besar terdapat di sisi barat laut dari danau buatan dan memanjang ke arah barat
serta berakhir di sisi tenggara danau buatan di bagian pertama. Di kanal ini
terdapat dua penyempitan yang diperkirakan merupakan letak jembatan gantung.
Salah
satu jembatan tersebut berada di jalan yang menghubungkan kompleks Magangan
dengan Kamandhungan Kidul. Bekas-bekas dari jembatan ini masih dapat
disaksikan, walaupun jembatannya sendiri telah hancur.
Di
sebelah barat jembatan gantung ada sebuah dermaga. Dermaga ini konon dipakai
Sultan sebagai titik awal perjalanannya masuk ke Taman Sari. Konon Sultan masuk
ke Taman Sari dengan bersampan.
Di
sebelah selatan Kanal terdapat kebun. Kebun ini berlokasi di sebelah barat
kompleks Kamandhungan Kidul dan Siti Hinggil Kidul. Kini keseluruhan tempat itu
sudah menjadi pemukiman penduduk. Kebunnya sudah berganti menjadi kampung
Ngadisuryan sedangkan danau buatan berganti rupa menjadi kampung Segaran.
Jika
kita membicarakan Jogja memang tiada habisnya dengan tema klasik yang
menyisakan berbagai momen dan kenangan keraton yang melekat serta nuansa etnik
menenangkan khas Jawa yang masih kental disini.
Bahkan,
kepala daerahnya masih dipimpin oleh Sultan dan raja walaupun Indonesia kini
sudah negara republik dan bukan negara yang bersifat kerajaan lagi.
Destinasi
yang memanjakan mata dengan heritage berbagai karya visual, fotografi hingga
film. Taman Sari Jogja ini dijadikan lokasi syuting FTV dan sejumlah film
karena kampung yang indah dengan panorama nuansa klasik khas etnis Jawa dengan
kecantikan dan keindahan pemandangan menawarkan segala kenikmatan yang berkesan
tentunya.
Semua
itu pastinya secara tidak langsung ikut mendongkrak promosi objek wisata ini
ditambah para pengunjung yang banyak menghiasi dari sejumlah akun yang tag
wisata taman sari Jogja ini.
Semakin
hari perkembangan wisata ini semakin meningkat seiring perkembangan teknologi,
media sosial jumlah kedatangan pun wisatawan domestik maupun mancanegara
meningkat.
Taman
Sari jogja ini dikelola di bawah keraton Jogja.meskipun begitu para warga juga
tidak menyiakan kesempatan peluang untuk membangun wisata ini.
Dengan
melakukan pembinaan secara umum terhadap warga dan komunitas penyedia jasa
dilakukan di bidang pariwisata.
Hal ini
membawa dampak positif bagi peningkatan ekonomi warga sekailigus memperluas
lapangan pekerjaan.yang dulunya hanya menjadi pemandu wisata kini warga juga
ikut terlibat dalam usaha parkir, kuliner hingga membuka toko cinderamata khas
Jogja.
Jadwal Buka dan Biaya Masuk
Bagi
Anda yang tertarik berkunjung dengan Pesona Istana Air dan Pengalaman mandi di
pemandian Raja dan Permaisuri Keraton Yogyakarta,
tidak perlu mengocek dan menguras kantong, sebab
dengan tiket sebesar 5.000 rupiah dan
10.000
rupiah untuk wisatawan asing (tidak sampai 1$) sudah cukup untuk menikmati
pemandangan dan panorama serta menyibak romantisme kerajaan Mataram di masa
lalu.
Di sana
tersedia jasa guide murah yang aka ditawarkan pada saat pembelian tiket
senilai 25000 rupiah namun Anda bisa tidak memerlukannya jika lebih suka
sendiri atau menikmati pemandangan bersama pasangan atau teman-teman Anda.
Istana
air ini dibuka dari jam 08.00 pagi hingga pukul 04.00 sore karena sebaiknya
Anda berkunjung di pagi atau siang hari karena jika petang atau malam area ini
cukup gelap dan sepi yang pastinya ada aroma angker.
Namun
sekarang meskipun dulunya dan sekarang masih terdapat banyak kolam pemandian
saat ini pengunjung tidak diperbolehkan berendam di dalam kolam.
Tempat
wisata populer di yogyakarta ini telah dijadikan sebagai cagar budaya yang
harus dilindungi dan dijaga kelestariannya yang dikhawatirkan jika dibuka untuk
umum pemandian di kolam akan merusak keasliannya.
Apalagi
kita tahu masyarakat Indonesia yang kurang menyadari artinya kebersihan karena
masih banyak kita lihat di sekeliling kita yang membuang sampah sembarangan.
Istana
Air Taman Sari Yogyakarta merupakan warisan budaya keraton dan wisata religi
yang harus dilestarikan dan dijaga keasliannya. Di sini,
Anda akan
diajak berpetualang dimasa lalu dengan merasakan panorama keindahan arsitektur
bangunan indah serta menyusuri lorong-lorong gelan nan eksotis.
Gemiricik
air mancur ditengah kolam yang menjadi
oase siap menyambut kedatangan Anda. Bayangan
langit biru dan awan biru putih memantul dari permukaan air yang jernih
pastinya akan memanjakan mata Anda.
Tembok-tembok
tua yang masih terlihat kokoh dalam balutan warna krem semakin memperkuat kesan
memukau nan cantik yang klasik. Jadi
sungguh beruntung Anda terlahir di masa sekarang karena dulu hanya boleh
dimasuki oleh Sultan dan keluarganya.
Tapi
Anda jangan membayangkan Sultan yang diberi kenikmatan surga dunia disini yang
dikelilingi oleh tubuh indah dan telanjangnya permaisuri dan istrinya (selir)
yang tidak bisa kita bayangkan.
Nah,
pastinya akan sulit kita bayangkan keindahan pesona Taman Sari Jogja ini jika
Anda belum langsung datang dan merasakannya sendiri.
0 komentar: