http://katalogwisata.com/wisata-sejarah-dan-menikmati-keindahan-candi-borobudur |
Jogja Post — Siapapun tak pernah membantah kalau Jogjakarta selalu menawarkan tempat wisata yang indah, wajar jika tahun kemarin Jogja bertagline Never Ending Asia dan kini berganti menjadi Jogja Istimewa.
Hampir setiap weekend tempat wisata di Yogjakarta dan
sekitarnya ramai pengujung, wisatawan domestik maupun mancanegara. Begitupun
dengan hari-hari biasa, suasana tetap relatif banyak pengunjung, namun tak
sepadat jika weekend.
Jika kalian ingin
kembali ke Jogja, jangan lupa ke Candi Borubodur, sebab candi ini menyimpan
sejuta cerita yang menarik untuk dijadikan pelajaran.
Ditilik dari berbagai
sumber, konkritnya candi adalah sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Biasanya, candi digunakan sebagai pemujaan dewa-dewi ataupun memuliakan Buddha.
Akan
tetapi, istilah candi itu sendiri tak hanya digunakan oleh masyarakat sebagai
tempat ibadah saja, banyak situs-situs purbakala non-religius dari masa
Hindu-Buddha Indonesia klasik. Baik sebagai istana (kraton), pemandian
(petirtaan), gapura, dan sebagainya
yang juga disebut dengan istilah candi.
Jumlah
candi di Indonesia sendiri mencapai 33 buah yang banyak tersebar di Yogjakarta
dan Jawa Tengah. Salah satu candi yang masyhur adalah Candi Borobudur terletak
di Magelang, Jawa Tengah.
Berjarak kurang lebih
40 km di sebelah Barat Laut Yogyakarta, tempat ini
menjadi salah satu destinasi favorit. Tak sempurna rasanya jika berlibur ke sini lantas tak
banyak tahu tentang Candi ini. So, Berikut ini akan penulis paparkan apa
yang penting untuk kita ketahui bersama.
Sejarah Candi Borobudur
a.
Penemuan
Diambil dari beberapa sumber sekunder, sejarah candi ini
bermula pada tahun 824 M. Saat itu masa pemerintahan Raja
Samaratungga dari Dinasti Syailendra, kerajaan Mataram Hindu.
Buku-buku yang menulis Candi
Borobudur cukup banyak, namun kapan Candi Borobudur didirikan tidaklah
diketahui dengan pasti.
Sebuah perkiraan memperoleh
keterangan bahwa tulisan-tulisan singkat yang dipahatkan di huruf sejenis
dengan yang didapatkan pada prasasti-prasasti kurang lebih berada di akhir abad
ke 8 sampai awal abad ke 9.
Bukti tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa Candi Borobudur didirikan sekitar tahun 800 M dan
nyatanya sesuai dengan kerangka sejarah Indonesia. Tahun tersebut
tercermin pula pada umumnya sejarah yang berada di daerah Jawa Tengah pada
khususnya.
Periode antara abad ke 87 dan
pertengahan abad ke 9 terkenal sebagai "abad emas wangsa syailendra".
Kejayaan ini ditandai dengan dibangunnya sejumlah karya-karya bersar berupa candi-candi
yang menggambarkan adanya semangat membangun yang luar biasa.
Candi-candi yang ada di lereng-lereng
gunung mayoritas berciri khas bangunan Hindhu, sedangkan yang bertebaran di
dataran-dataran adalah khas bangunan Budha. Namun, di dataran-dataran itu ada juga
sebagian candi yang memiliki khas Hindu.
b. Penemuan Kembali
Candi Borobudur menjadi
keajaiban dunia menjulang tinggi diantara dataran rendah di sekelilingnya. Karya
seni ini merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tak pernah mengalami
kehancuran.
Borobudur terlupakan selama waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad-abad. Bahkan, sempat bangunan yang begitu megahnya ini dihadapkan pada proses kehancuran. Diperkirakan selama 150 tahun Candi Borobudur digunakan sebagai pusat ziarah.
Berakhirnya kerajaan Mataram pada tahun 930 M, pusat kehidupan dan kebudayaan Jawa bergeser ke Timur. Demikianlah, sebab terbengkalainya candi ini, membuat peninggalan warisan budaya ini tak terurus dan lama-lama di sana-sini tumbuh berbagai macam tumbuhan liar.
Borobudur terlupakan selama waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad-abad. Bahkan, sempat bangunan yang begitu megahnya ini dihadapkan pada proses kehancuran. Diperkirakan selama 150 tahun Candi Borobudur digunakan sebagai pusat ziarah.
Berakhirnya kerajaan Mataram pada tahun 930 M, pusat kehidupan dan kebudayaan Jawa bergeser ke Timur. Demikianlah, sebab terbengkalainya candi ini, membuat peninggalan warisan budaya ini tak terurus dan lama-lama di sana-sini tumbuh berbagai macam tumbuhan liar.
Tak
heran bila lama-kelamaan di sekitaran Candi Borobudur menjadi rimbun dan hampir
menutupi bangunan Candi Borobudur itu sendiri. Baru pada tahun 1814,
berkat kegiatan Sir Thomas Stamford Raffles, Candi Borobudur muncul
dari kegelapan masa silam.
Rafles adalah letnan Gubernur jenderal Inggris, yakni ketika Indonesia dikuasai Inggris pada tahun 1811-1816. Tahun 1835 seluruh bangunan Candi Borobudur dibebaskan dari penghalang pemandangan oleh residen kedua bernama Hartmann, karena begitu tertariknya terhadap bangunan Candi Borobudur, Ia melaksanakan pembersihan.
Penyegaran Candi Borobudur pun berlanjut dari puing-puing yang masih menutupi lorong, bagian bangunan lainnya pun dibuang sehingga Candi Borobudur kelihatan lebih baik dari sebelumnya.
Rafles adalah letnan Gubernur jenderal Inggris, yakni ketika Indonesia dikuasai Inggris pada tahun 1811-1816. Tahun 1835 seluruh bangunan Candi Borobudur dibebaskan dari penghalang pemandangan oleh residen kedua bernama Hartmann, karena begitu tertariknya terhadap bangunan Candi Borobudur, Ia melaksanakan pembersihan.
Penyegaran Candi Borobudur pun berlanjut dari puing-puing yang masih menutupi lorong, bagian bangunan lainnya pun dibuang sehingga Candi Borobudur kelihatan lebih baik dari sebelumnya.
c. Upaya Penyelamatan
Sejak Candi Borobudur ditemukan kembali,
dimulailah usaha-usaha perbaikan dan memugar kembali bangunannya. Mulanya hanya
dilaksanakan perbaikan skala kecil serta pembuatan gambar dan foto relief.
Pekerjaan pemugaran pertama dilakukan pada tahun 1907-1911. Pemugaran pertama dilakukan oleh Theodore Van (Th Van). Dibawah perintahnya, stupa-stupa yang hancur disusun kembali, ukiran- ukiran dibersihkan dari lumut, kotoran sejenisnya.
Maksud dari pemugaran yang dipimpin Th Van Erp adalah untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan lebih lanjut pada bangunan Candi Borobudur.
Banyak bagian tembok dan dinding, utamanya tiga tingkat dari bawah yaitu sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri.
Namun pekerjaan Th Van Erp tersebut bisa dibilang sukses untuk sementara waktu, bangunan Candi Borobudur kala itu dapat diselamatkan dari kerusakan besar.
Mengenai gapura-gapura, hanya beberapa saja yang dapat disusun kembali. Pagar-pagar langkan, relief-relief serta patung Budha masih banyak yang belum terpasang kembali ke tempatnya. Th Van Erp berpendapat bahwa kemiringan susunan Candi Borobudur tidak akan membahayakan bangunan tersebut.
Pendapat tersebut sampai 50 tahun mendatang memang tidaklah sepenuhnya salah, namun sejak tahun 1960, pendapat Th Van Erp itu mulai diragukan dan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan yang parah.
Pekerjaan pemugaran pertama dilakukan pada tahun 1907-1911. Pemugaran pertama dilakukan oleh Theodore Van (Th Van). Dibawah perintahnya, stupa-stupa yang hancur disusun kembali, ukiran- ukiran dibersihkan dari lumut, kotoran sejenisnya.
Maksud dari pemugaran yang dipimpin Th Van Erp adalah untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan lebih lanjut pada bangunan Candi Borobudur.
Banyak bagian tembok dan dinding, utamanya tiga tingkat dari bawah yaitu sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri.
Namun pekerjaan Th Van Erp tersebut bisa dibilang sukses untuk sementara waktu, bangunan Candi Borobudur kala itu dapat diselamatkan dari kerusakan besar.
Mengenai gapura-gapura, hanya beberapa saja yang dapat disusun kembali. Pagar-pagar langkan, relief-relief serta patung Budha masih banyak yang belum terpasang kembali ke tempatnya. Th Van Erp berpendapat bahwa kemiringan susunan Candi Borobudur tidak akan membahayakan bangunan tersebut.
Pendapat tersebut sampai 50 tahun mendatang memang tidaklah sepenuhnya salah, namun sejak tahun 1960, pendapat Th Van Erp itu mulai diragukan dan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan yang parah.
d. Pemugaran Candi Borobudur
Meski telah berusia berabad-abad,
namun Candi Borobudur rentan dari beragam kerusakan akibat alam, seperti gempa
bumi dan gunung meletus. Selain itu, manusia juga menambah kerusakannya.
Awal abad 19 barulah muncul perhatian pemerintah terhadap candi sebagai bangunan yang bersejarah. Usaha pemugaran pertama dilakukan oleh Th Van Erp, seorang ahli bangunan berkebangsaan Belanda. Th Van Erp melakukan pemugaran dari tahun 1907-1910.
Selanjutnya, pada tahun 1973-1983 dilaksanakan pemugaran tahap kedua yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan salah satu badan PBB yaitu UNESCO.
Kini, pemerintah dan rakyat Indonesia menyadari bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu bukti sejarah dan kewajiban kita bersama untuk memelihara dan melestarikan budaya tersebut.
Awal abad 19 barulah muncul perhatian pemerintah terhadap candi sebagai bangunan yang bersejarah. Usaha pemugaran pertama dilakukan oleh Th Van Erp, seorang ahli bangunan berkebangsaan Belanda. Th Van Erp melakukan pemugaran dari tahun 1907-1910.
Selanjutnya, pada tahun 1973-1983 dilaksanakan pemugaran tahap kedua yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bekerja sama dengan salah satu badan PBB yaitu UNESCO.
Kini, pemerintah dan rakyat Indonesia menyadari bahwa Candi Borobudur merupakan salah satu bukti sejarah dan kewajiban kita bersama untuk memelihara dan melestarikan budaya tersebut.
Asal-usul Nama Candi Borobudur
Menurut
Poertjaraka, nama Borobudur berasal dari kata ‘Biara’ dan ‘Bidur’. Kata
Biara berasal dari vihara yang berarti kuil. Sedangkan kata ‘Bidur’ berarti tempat
yang menonjol diatas bukit’ Jadi, Borobudur berarti kuilt atau Vihara
pendeta yang terletak diatas bukit.
Sedangkan menurut Soedirman, Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia nama Borobudur berasal dari gabungan kata-kata ‘Boro’ dan ‘Budur’.
Boro berasal dari kata sansekerta ‘Vihara’ yang berarti komplek candi atau juga asrama (menurut stutterheim) sedangkan Budur bahasa bali ‘Beduhur’artinya di atas.
De Casparis menemukan sebuah kata majemuk dalam sebuah prasasti kahuluan dengan angka 842 masehi, dijumpai kata "Bhumi Sambhara Budhara" yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.
Penelitian mendalam tentang keagamaan terungkap dalam prasasti dan juga rekonstruksi tersebut. Maka, De Casparis pun menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara Budhara tidak lain adalah Borobudur.
Perubahan kata Bhumi Sambhara Budhara jadi Borobudur dapat dijelaskan akibat dari gejala umum dalam bahasa sehari-hari untuk menyingkat, serta menyederhanakan ucapan.
Hingga kini, banyak sarjana yang keberatan terhadap penafsiran De Casparis. Namun, haruslah diakui bahwa sampai sekarang belum ada keterangan atau tafsiran yang tepat mengenai nama Borobudur (Soekmono, 1981).
Sedangkan menurut Soedirman, Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia nama Borobudur berasal dari gabungan kata-kata ‘Boro’ dan ‘Budur’.
Boro berasal dari kata sansekerta ‘Vihara’ yang berarti komplek candi atau juga asrama (menurut stutterheim) sedangkan Budur bahasa bali ‘Beduhur’artinya di atas.
De Casparis menemukan sebuah kata majemuk dalam sebuah prasasti kahuluan dengan angka 842 masehi, dijumpai kata "Bhumi Sambhara Budhara" yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.
Penelitian mendalam tentang keagamaan terungkap dalam prasasti dan juga rekonstruksi tersebut. Maka, De Casparis pun menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara Budhara tidak lain adalah Borobudur.
Perubahan kata Bhumi Sambhara Budhara jadi Borobudur dapat dijelaskan akibat dari gejala umum dalam bahasa sehari-hari untuk menyingkat, serta menyederhanakan ucapan.
Hingga kini, banyak sarjana yang keberatan terhadap penafsiran De Casparis. Namun, haruslah diakui bahwa sampai sekarang belum ada keterangan atau tafsiran yang tepat mengenai nama Borobudur (Soekmono, 1981).
Benarkah Candi Borobudur Merupakan Peninggalan Nabi Sulaiman As?
Tahun 2015, KH. Fahmi Basya mengeluarkan
sebuah buku “Borobudur& Peninggalan Nabi Sulaiman”. Buku Ini tentu banyak menarik perhatian dan menggelitik
kita untuk membuktikan kebenarannya. Ada beberapa hal yang mengindikasikannya
menurut beliau;
Relief-relief di Borobudur merupakan simbol-simbol yang mirip dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba (Bilqis), sebagaimana keterangan Alquran. Pertama, Tabut yaitu sebuah kotak/peti berisi warisan Nabi Daud AS kepada Nabi Sulaiman AS.
Di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa serta memberikan ketenangan. Kisah itu ada pada relief di Borobudur. Tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.
Relief-relief di Borobudur merupakan simbol-simbol yang mirip dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba (Bilqis), sebagaimana keterangan Alquran. Pertama, Tabut yaitu sebuah kotak/peti berisi warisan Nabi Daud AS kepada Nabi Sulaiman AS.
Di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tongkat Musa serta memberikan ketenangan. Kisah itu ada pada relief di Borobudur. Tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang.
Hal itu
diceritakan dalam Alqur’an surat Al Baqarah ayat 248;
dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:
"Sesungguhnya tanda ia akan menjadi Raja, ialah kembalinya tabut kepadamu,
di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga
Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya yang demikian
itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.
2. Pekerjaan jin tak selesai kala mengetahui Nabi Sulaiman AS telah wafat.
(QS Saba [34]: 14). Saat mengetahui Sulaiman wafat, jin-jin seraya menghentikan
pekerjaannya.
Di Borobudur terdapat patung yang belum diselesaikan pengerjaan oleh jin, sebab sudah tahu bahwa Nabi Sulaiman meninggal dunia dari tongkat yang dimakan rayap.
Di Borobudur terdapat patung yang belum diselesaikan pengerjaan oleh jin, sebab sudah tahu bahwa Nabi Sulaiman meninggal dunia dari tongkat yang dimakan rayap.
3. Jin-jin diperintahkan membangun gedung tinggi dan membuat patung-patung.
(QS Saba [34]: 13). Jamak diketahui terdapat banyak patung Buddha di Borobudur sedangkan
gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.
4. Nabi Sulaiman AS berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan. (QS
An-Naml [27]: 20-22). Di dalam relief Candi Borobudur ada sejumlah frame
relief yang bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan-hewan
lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan sebagainya.
5. Kisah Ratu Saba dan rakyatnya penyembah matahari dan bersujud kepada
sesama manusia. (QS An-Naml [27]: 22). Saba artinya berkumpul atau tempat
berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, sebab burung tak mengetahui
nama daerah tersebut.
Tempat
berkumpulnya manusia itu adalah Candi Ratu Boko terletak sekitar 36 kilometer
dari Borobudur. Jarak ini memungkinkan burung menempuh perjalanan sekali
terbang.
6. Saba ada di Indonesia, disinyalir darerah Wonosobo. Dalam Al -Quran
wilayah Saba ditumbuhi pepohonan yang amat banyak. (QS Saba [34]: 15). Dalam
kamus bahasa Jawi Kuno yang telah disusun oleh Dr Maharsi, kata ‘Wana’ berarti
hutan. Wana Saba atau Wonosobo adalah Hutan Saba.
7. Buah ‘maja’ pahit. Kala banjir bandang (Sail al-Arim) menimpa wilayah
Saba. Pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab yang
ditimpakan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya (QS
Saba [34]: 16).
8. Nama Sulaiman AS menunjukkan nama orang Jawa. Awalan kata ‘su’ merupakan
nama Jawa. Nabi Sulaiman adalah AS satu-satunya nabi dan rasul namanya
berawalan ‘Su’ dari 25 orang.
9. Nabi Sulaiman AS berkirim surat ke Ratu Saba dengan perantara burung
Hud-hud (QS An-Naml [27]: 28). Surat itu ditulis memakai pelat emas
sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaiman As. Surat itu telah ditemukan di sebuah
kolam di Candi Ratu Boko.
10. Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16).
Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko dan di sana ada
sejumlah stupa yang tinggal beberapa saja. “Ini membuktikan bahwa Istana Ratu
Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindah ke atas dengan perintah Nabi
Sulaiman AS.
Selain bukti-bukti di atas. Terdapat beberapa bukti lainnya
yang mengindikasikan kisah Ratu Saba dan Nabi Sulaiman AS berlakon di
Indonesia. Seperti terjadinya angin Muson yang bertiup dari Asia dan Australia
(QS Saba [34]: 12).
Lalu soal kisah istana yang hilang atau dipindahkan. Kemudian dialog Ratu tentang Ratu Bilqis dengan pembesar-pembesarnya kala menerima surat dari Nabi Sulaiman AS (QS An-Naml [27]: 32). Nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya.
Bukti-bukti ini menyakinkan beberapa pihak bahwa Borobudur memang peninggalan Nabi Sulaiman dan Ratu Saba seperti yang tertera dalam Al-Qur’an. Bukti-bukti lain bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’ ada pada 40 bukti eksak yang dijelaskan.
Justifikasi yang tak bisa terbantah hingga kini yakni telah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman AS ke Ratu Balqis bertulis “Bismilllahirrahmanirrahim” di atas sebuah plat emas di kolam pemandian Ratu Saba di daerah Sleman, Jawa Tengah.
Lalu soal kisah istana yang hilang atau dipindahkan. Kemudian dialog Ratu tentang Ratu Bilqis dengan pembesar-pembesarnya kala menerima surat dari Nabi Sulaiman AS (QS An-Naml [27]: 32). Nama Kabupaten Sleman, Kecamatan Salaman, Desa Salam, dan lainnya.
Bukti-bukti ini menyakinkan beberapa pihak bahwa Borobudur memang peninggalan Nabi Sulaiman dan Ratu Saba seperti yang tertera dalam Al-Qur’an. Bukti-bukti lain bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’ ada pada 40 bukti eksak yang dijelaskan.
Justifikasi yang tak bisa terbantah hingga kini yakni telah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman AS ke Ratu Balqis bertulis “Bismilllahirrahmanirrahim” di atas sebuah plat emas di kolam pemandian Ratu Saba di daerah Sleman, Jawa Tengah.
Serba Serbi
Jika datang kesini ada beberapa hal
yang mesti jadi perhatian:
1. Tiket masuk berharga Rp. 30.000 (dewasa), Rp. 12.500 (Anak),
dan 20 USD (Turis).
2.
Perjalanan akan memakan waktu sekitar satu setangah
jam dari Yogja.
3.
Bawalah payung karena cukup panas disini dan
menguras keringat.
4.
Fasilitas yang disediakan cukup memadai
a.
Museum
Karmawibangga / Borobudur
b.
Museum
Kapal Samudraraksa
c.
Kereta
Mini
d.
Visitor
Center & Audio Visual
e.
Sepeda
f.
Safari Gajah
g.
Village Visit Package (Paket Tilik
nDeso)
h.
Paket Peduli Budaya
i.
Homestay Mandala Borobudur
0 komentar: